Liputan6.com, Kampala - Di Distrik Bundibugyo, , muncul penyakit misterius yang dikenal sebagai Dinga-dinga, sebuah istilah dalam bahasa setempat yang berarti "gemetar seperti menari".
terutama menyerang perempuan dewasa dan remaja perempuan, menyebabkan getaran tubuh yang parah hingga membuat berjalan hampir mustahil bagi sebagian orang.
Berikut hal-hal yang saat ini diketahui tentang gejala, pencegahan, dan pengobatan Dinga-dinga seperti yang dikutip dari Times of India, Sabtu (21/12/2024):
Hingga saat ini, sekitar 300 kasus Dinga-dinga tercatat di Bundibugyo. Tidak ada laporan kematian dan sebagian besar pasien pulih dalam waktu seminggu dengan pengobatan yang tepat.
Tenaga medis sedang aktif menyelidiki penyakit ini. Sampel dari pasien yang terinfeksi telah dikirim ke Kementerian Kesehatan Uganda untuk dianalisis. Sementara itu, antibiotik telah digunakan untuk mengobati pasien dengan hasil yang menjanjikan.
Pejabat kesehatan distrik Kiyita Christopher mengatakan kepada media lokal, "Sebagian besar pasien pulih dalam waktu seminggu setelah mendapatkan perawatan medis. Saya mendorong warga untuk mencari pengobatan di fasilitas kesehatan distrik daripada mengandalkan obat herbal yang belum terbukti."
Kampanye kesehatan masyarakat di daerah tersebut tengah digalakkan untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit ini, dengan mengedukasi warga untuk mengenali gejala sejak dini dan segera mendapatkan perawatan yang tepat.Kiyita mengonfirmasi bahwa tidak ada kasus yang dilaporkan di luar Bundibugyo.
Penyebab pasti Dinga Dinga masih belum diketahui menyusul penyelidikan yang masih berlangsung. Beberapa spekulasi menyebutkan bahwa penyakit ini mungkin disebabkan oleh infeksi virus atau faktor lingkungan lainnya, namun hingga kini belum ada jawaban yang pasti.
Menariknya, kondisi ini mirip dengan "Penyakit Menari" atau "Dancing Plague" yang terjadi pada tahun 1518 di Strasbourg, Prancis, di mana orang-orang tiba-tiba menari tanpa henti selama berhari-hari tanpa alasan yang jelas.